Rabu, 20 Juli 2016

Gonjang-ganjing, Morat-marit, Bla~bla~bla..


Dampak yang kian terasa sesak oleh beberapa orang di kantor saya, orang-orang yang menjadi kunci kelangsungan hidup perusahaan. Sebut saja mereka pahlawan income.

Sudah lewat satu semester di tahun ini, pergerakan perusahaan lamban seperti kura-kura. Perusahaan tidak bangkrut, hanya saja tidak ada peningkatan pendapatan yang signifikan.

Pahlawan income yang berjumlah tiga orang sedang morat-marit, direktur sudah mengeluarkan taringnya memberikan warning. "Akhir bulan ini batas akhir" katanya. Saya tidak begitu paham sesungguhnya maksud dari 'akhir' itu.

Akhir-akhir ini direktur dan tiga pahlawan income sering melakukan meeting tertutup, internal tim mereka lah. Teman sekamar saya (sebut saja B) yang salah satu dari tim itu tak bisa menyembunyikan kegaduhan hatinya. Bercerita terkait nasib timnya saat ini.

Inti yang dapat saya simpulkan dari obrolan dengan B, bahwa perusahaan tidak sanggup lagi mengeluarkan gaji (tim mereka), karena satu semester ini pahlawan income tidak mendapat project, artinya mereka tidak memenuhi target.

Kejam? Tidak. Menurut saya direktur sudah cukup toleransi. Satu semester, artinya enam bulan, pahlawan income masih diberi kesempatan mendapat gaji seperti karyawan lain, pun tanpa menghasilkan. Untuk ukuran perusahaan menengah, gaji pahlawan income di perusahaan ini termasuk yang Wah! Mewah lah mewah..

Dua orang lagi dari tim ini sebut saja Pak F dan Pak J. Saya tidak melihat kegelisahan pada wajah pak F, beliau tetap masuk kerja tanpa beban, mencoba mencari peruntungan hingga akhir bulan ini. "Kalau tidak bisa juga, mau bagaimana lagi, saya bersedia freelance" katanya. Barangkali, karena Pak F berasal dari keluarga yang cukup mapan, kegelisahan bukanlah hal yang patut dirasa-rasa.

Beda hal dengan B, si muda pekerja keras yang sejak tamat sekolah menjadi tulang punggung keluarga, tampak semangatnya memudar setelah beberapa project besarnya di hold. "Tidak ada kesempatan lagi", celetuknya. Bagaimanapun ia harus segera mencari pekerjaan baru yang dapat membantunya meringankan beban keluarga.

Lain Pak F, lain B, lain pula Pak J, pentolan pahlawan income ini sudah tiga hari tak datang ke kantor. Kabar terakhir, beliau sedang mengunjungi beberapa customer bersama technical. Pak J harus memperjuangkan nasibnya dan nasib dua orang dibawah naungannya. Hanya helaan nafas panjang yang dapat saya dengar ketika Pak J beberapa kali lewat di depan meja kerja saya dalam waktu sebulan ini.

Siapa yang bisa disalahkan? Mereka bekerja, mereka mencari, mereka berusaha. Perusahaan yang mereka tawarkan barangkali butuh, lagi-lagi faktor ekonomi perusahaan menjadi penentu.

Pelik memang, gonjang-ganjing kian terasa. Bukan hanya pahlawan income yang merasa, juga berdampak pada seluruh karyawan. Siap atau tidak siap kenyataan harus dihadapi, tantangan harus diakhiri dengan kemenangan. Semoga ada keajaiban yang membuat tim ini bertahan. Cayoo pahlawan income....!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar