Sabtu, 25 Juni 2016

Seperti Hujan..

Malam ini dibawah cahaya temaram, ditemani rintik hujan yang semakin deras, menunggu kabar darimu. Sudah berapa hari kita tak tegur sapa layaknya sepasang kekasih yang enggan memberi kabar satu sama lain? Hmm..

Kesibukan membuat kita sedikit berjarak, kamu bertanggungjawab atas pekerjaanmu, begitupun aku. Ini akan jadi minggu tersibuk bagi kita, aku harus menyelesaikan pekerjaanku sebelum cuti lebaran, sementara kamu masih berkutat dengan deadline.

Satu kota, tak sering tatap muka. Tak apa. Ketika jadwalnya bertemu, digagalkan oleh beberapa hal. Sudah biasa.

Dan minggu tersibuk ini membuat kita saling tak peduli. Bukan tak peduli dalam artian sebenarnya, hanya saja kita terlalu fokus pada kegiatan masing-masing. Kamu mulai jarang membalas pesan singkatku. Aku mengerti akan kesibukan itu, lalu memilih diam dan berharap kamu segera membalasnya. 

Tapi apa hasil dari penantian bodoh ini? Jari-jarimu menjadi saksi tiap ketikan pesan singkat yang kamu kirim kepadaku. Anggapanmu bahwa aku hampir tak pernah mencarimu untuk menanyakan kabar. What? Haruskah aku menjadi posesif kali ini? Aku ingatkan, kita tidak sedang terlibat asmara, kang mas.

Layaknya hujan. Saat ingin, ia turun dengan derasnya, saat semesta menanti-nanti, ia diam seolah tak tahu apa-apa. Kamu ingin aku mencari, sementara kamu seolah tak ingin dicari, beritahu aku hal apa yang pantas dilakukan selain menunggu? Aku wanita, menunggu tak sebecanda itu. Bukan egois, perkara mencari-cari, sudah pasti wanita urutan teratas untuk sekedar ingin tahu kabar seseorang yang dianggap berarti. SETUJU? Harus!

Hubungan macam apa yang sedang kita jalin. Entahlah. Ada rasa yang membuat kita bertemu dimuara yang kita sebut 'kenyamanan'. Lagi-lagi aku ingatkan, kita bukan sepasang kekasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar