Senin, 20 Juni 2016

Puasa bukan alasan untuk tak makan disiang hari


Dari judulnya bukan berniat menentang salah satu peraturan daerah yang sedang ramai diperbincangkan, lho.

Pedagang warung tegalan (warteg) yang dirazia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) akibat tidak taat pada peraturan daerah -- berjualan pada siang hari di bulan Ramadhan. Mengundang banyak polemik, mulai dari toleransi antar umat beragama, dikaitkan dengan politik lah, dan yang ngga kalah mengejutkan baru-baru ini tersiar kabar bahwa ibu-ibu warteg itu merupakan istri dari seorang bandar judi yang mempunyai tiga buah warteg yang tersebar dibeberapa daerah dan juga sebuah mobil mewah. Iki piye ceritane..

Ya udah lah yaa, beda kepala pasti beda pemikiran. Setiap orang bebas menilai, kok. 

Minggu siang yang mendung. 

Hari ini saya ngga puasa, ngga ada unsur kesengajaan, karena saya terlahir sebagai wanita, anggap saja ini dispensasi. Titik.

Dari Parung menuju Bogor, Botani Square pilihan untuk makan siang. Saya fikir akan sepi, ternyata dugaan saya salah. Dari pintu masuk sudah terlihat kerumunan manusia diantara stand bazar di lantai dasar. Sempat tergoda dengan diskon-diskon yang ditawarkan. Ah ingat! Kesini untuk makan, urusan perut jangan main-main.

Dari lantai dasar menggunakan lift menuju lantai paling atas. Saat keluar lift, terlihat kain berwarna orange digantung guna menutupi tiap tenant yang berjualan makanan. Pun ditutupi, beberapa orang dengan bodoh amat menikmati jajanan mereka sambil berjalan dan bersenda gurau dengan kerabat, tak ada pengaruh yang berarti antara ditutup atau tidak ditutup. Puasa bukan alasan untuk tidak makan disiang hari -- bagi yang ngga berpuasa, ya.

Masuk ke area food court, ternyata disini suasananya lebih hidup, tempat duduk sudah dipenuhi orang-orang. Sejenak saya berfikir, apakah toleransi antar umat beragama, seperti yang diatur dalam peraturan daerah terkait tidak berlaku pada pusat perbelanjaan yang 'wah', sebut saja mall. Anggap saja berlaku, apa mungkin orang-orang yang berada di food court saat itu, termasuk saya, akan diberi hukuman push up, bila Satpol PP merazia? Mungkin hanya karung beras yang dapat menampung makanan yang akan disita, bayangkan saja berapa banyaknya tenant yang berjualan di area food court. Barangkali peraturan daerah hanya sebatas warung tegalan, atau ada toleransi khusus untuk yang berjualan di mall.

Sebenarnya toleransi itu apa ya?

Kalau kata mba Wiki, toleransi adalah membiarkan orang lain berpendapat lain, melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita, tanpa kita ganggu ataupun intimidasi. Sederhanakan saja, jangan jadikan toleransi sebagai tameng untuk saling menyalahkan.

Perkara ada unsur politik dalam cerita sedih si ibu warteg atau sebenarnya ia kaya raya karena seorang istri dari si bandar judi. Itu urusan dia dan Tuhan. Cukup menunjukkan kepedulian, selanjutnya biar Tuhan yang menentukan. Sesederhana itulah kira-kira.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar