Selasa, 08 November 2016

Terima Kasih, Karena Hadirmu Mengajarkanku 5 Hal Berharga ini


Dibawah langit-langit kamar, ditemani lagu Isyana yang kuputar berulang kali hingga tulisan ini selesai kutulis. Juga lagu yang menjadi andalanmu dan sering kamu putarkan saat kita berdua menikmati kemacetan jalanan ibu kota.
"Kau adalah yang terindah yang membuat hatiku tenang"
Dipertemukan denganmu adalah anugerah terindah yang semesta berikan padaku, sekalipun semesta tidak pernah setuju atas penyatuan dua hati ini. Tetapi kebahagiaan mengenalmu tak dapat aku tukar dengan apapun.

Ada lima hal yang membuatku tidak menyesal atas cinta tak bisa memiliki ini. Aku yakin kemudian cinta bisa mengalah..

1. Tentang  Arti Kehidupan

Ingatkah saat kamu bertanya tujuan hidupku? Aku menjawab sesuai dengan porsiku sebagai belia 20 tahunan. "Mencari kebahagiaan", kataku. Dan ketika aku balikkan pertanyaan itu kepadamu, dengan tegas kamu menjawab tujuanmu dalam hidup adalah untuk membahagiakan banyak orang.
"Dengan adanya hadirku, kuharap orang-orang merasakan bahagia seperti yang kurasa"
Paling tidak dengan kalimat sederhana yang kau ucapkan, aku menyadari bahwa hidup bukan tentang kebahagiaanku saja, melainkan kebahagiaan banyak orang, terutama orang-orang disekitarku.

2. Tentang Menjadi Diri Sendiri

Kita sempat berdebat beberapa kali. Mendengar ocehanmu ketika aku tak berperilaku seperti adanya aku. Ketika aku berusaha tampil layaknya orang lain, seolah tak bersyukur atas apa yang aku punya.
"Jangan memerankan orang lain dalam hidup, jadilah apa adanya kamu"
Kamu sangat menentang alasanku agar lebih dihargai orang lain, makanya aku berusaha untuk menjadi sempurna, tanpa sadar aku memerankan orang lain. Katamu, penghargaan jangan dicari, selagi ukurannya masih manusia tidak akan ada habisnya. Biarlah Tuhan yang menilai.

3. Tentang Kesedihan yang tidak Berarti Apa-apa

Karena normal setiap manusia bersedih. Aku yang tak henti berkeluh kesah tentang kesedihanku, dan kamu yang tak pernah bosan mendengar keluh-kesahku. Kamu tahu mengapa aku benar-benar mengagumi sosok sepertimu? Karena kamu tidak pernah meninggalkanku sendiri, saat aku diterpa masalah.
"Jangan menganggap dirimu orang yang paling menderita, lihat disekelilingmu, masih ada yang lebih menderita dan lebih bersedih"
Dengan sabar mendengarkan cerita kesedihanku, lalu kembali memberi pandangan, bahwa masih ada yang lebih menyedihkan dan lebih menderita daripada aku. Toh, kita ataupun mereka masih bisa melanjutkan hidup, dan harus tetap melanjutkan hidup. Jangan terlalu sering melihat kebelakang, hingga menghabiskan usia produktif hanya karena kesedihan-kesedihan tak berarti.

4. Tentang Menjadi Pribadi yang Baik dari Hari ke Hari

Usiaku yang masih tergolong muda, terkadang dikendalikan oleh ego dan amarah. Saat dikendalikan oleh keduanya, yang ada hanyalah fikiran-fikiran negatif. Saat fikiran negatif itu memecah konsentrasiku, kamu datang sebagai penyejuk agar aku dapat mengendalikan ego dan amarah itu, sehingga aku bisa berfikir jernih kembali.
"Kita dapat membahas apa saja, cari tahu sebanyak-banyaknya, agar otak terisi terus"
Perbincangan berkualitas yang setiap hari kita bahas membuatku jadi pribadi yang ingin lebih banyak tahu. Perlahan aku jadi suka membaca, agar tidak dibilang kudet. Aku mencoba-coba jadi penulis amatir, karena katamu menulis adalah cara terbaik untuk menenangkan diri.

Aku tidak mengatakan bertemu denganmu aku langsung menjadi pribadi yang baik, paling tidak saat ini aku mampu menghadapi suatu hal atau masalah dengan logika yang baik, fikiran terbuka dan positif. 

5. Tentang Hubungan yang Lebih Menyamankan yaitu Persahabatan

Terkadang aku merasa kesal dan marah sendiri saat menyadari kenyataan bahwa kamu dan aku tidak dapat bersatu dalam sebuah ikatan. Mengutuk keadaan mengapa cinta datang di waktu yang salah.
"Perlahan kamu membantuku melihat kebenarannya, bahwa ada hubungan yang lebih menyamankan dan dapat berlangsung selamanya daripada cinta yang aku sesalkan" 
Ya, katamu persahabatan ini akan berlanjut selamanya. Setahun, lima tahun, sepuluh tahun, bahkan sampai kulit kita keriput, rambut kita berwarna putih, dan kondisi terparah saat kita tak dapat mengingat lagi satu sama lain.

Karena cinta bukan hanya tentang sepasang manusia yang ingin disatukan dalam ikatan pernikahan. Cinta itu tak terlihat, hanya bisa dirasakan, dirasakan oleh siapa saja dan untuk siapa saja.


Diposting di hipwee.com tanggal 8 November 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar