Sabtu, 18 Februari 2017

Satu hari setelah kepergiannya

Dia..
Wanita yang saat ini tengah bermuram durja, tersebab seorang pria dari masa lalu. Masa lalu yang tak pernah menjelaskan bahwa suatu saat ia akan terjebak pada situasi yang bahkan masa lalunya sendiri tidak bisa menjelaskan tujuannya.

Pria itu menjadi teman baiknya sedari kepindahannya ke kota besar itu, ya, sahabatnya, walaupun bisa dibilang lebih. Pria yang menurutnya mempunyai pemikiran dan gagasan yang cemerlang. Pria yang setiap hari menanyakan keadaannya. Pria yang setiap hari memberikan perhatian-perhatian sederhana. Pria yang selalu memberikan semangat. Pria yang selalu membuat garis senyum dibibirnya bertahan dengan mengingat lelucon-lelucon, yang bisa dibilang, tidak lucu. Pria yang berhasil menaklukan hatinya, ini salah.

Pada akhirnya, dia memutuskan untuk pergi diam-diam dari kehidupan pria itu. Dia tak bisa terus-terusan berharap pada yang salah. Dia sadar kali ini adalah kemustahilan yang tak bisa disemogakan.

Satu hari setelah kepergiannya, dia merasa sangat bersalah. Dia selalu membaca pesan terakhir dari sang pria, "meskipun berat, tetap semangat", cukup untuk membuat dunianya membeku, pagi menjadi tak seramah biasanya, sorepun enggan menunjukkan kehangatan.

Satu hari setelah kepergiannya, sesungguhnya tidak sampai satu hari seperti yang tertuliskan. Dia masih berharap agar sang pria selalu disisinya. Dia yakin, sang pria kecewa pada keputusan sepihaknya. Dia yakin sang pria masih ingin menjadikanya sebagai sandaran kepenatan, seyakin dirinya tak bisa memiliki sang pria.

Satu hari setelah kepergiannya, dia merasakan lagi patah hati untuk yang entah keberapa kalinya, kali ini, patah hati yang dirasakannya, sungguh maha dahsayat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar