Selasa, 09 Agustus 2016

#hestek hari ini, #RIPBroadcasterRio2x


Olimpiade Musim Panas atau akrab didengar Olimpiade Rio 2016 adalah ajang olahraga internasional yang diadakan di Rio de Janiero, Brasil. Olimpiade ini diselenggarakan dari tanggal 5 hingga 21 Agustus 2016.

Olimpiade internasional yang diadakan 4 tahun sekali ini memperlombakan 28 cabang olahraga dengan total 306 pertandingan, lebih dari 11.000 atlet turut berpartsipasi dalam ajang ini, 28 diantaranya merupakan atlet Indonesia yang akan berlaga di 7 cabang olahraga.

Sebagai masyarakat Indonesia yang (paling engga) punya sedikit jiwa nasionalisme, tentu ingin menyaksikan yang menjadi kebanggaan ini berjuang. Alih-alih menonton dan memberikan dukungan secara langsung di Rio de Janiero, untuk menonton dan mendukung di depan layar televisi saja sulit rasanya. Dua stasiun televisi swasta yang menjadi official broadcaster pun (sepertinya) ogah-ogahan menyiarkan ajang bergengsi ini.

Saya menyimak beberapa kicauan netizen yang mengatakan broadcaster lebih mementingkan sinetron ketimbang siaran langsung atlet Indonesia yang sedang berlaga. Sehingga hestek #RIPBroadcasterRio2x berhasil menjadi trending topic di Twitter. Beberapa meme pun turut menghiasi hestek tersebut. Miris.


Ada apa sesungguhnya dengan dua stasiun televisi swasta yang sudah mengudara puluhan tahun ini? Entahlah. Yang saya dan masyarakat tahu, keduanya merupakan official broadcaster Olimpiade Rio 2016. Dan yang saya dan masyarakat inginkan, tentu melihat sejauh mana komitmen stasiun televisi ini menyiarkan secara langsung pertandingan Olimpiade Rio 2016.

Mengutip kicauan dari @antoagustian tentang daya tarik olahraga itu adalah proses dan perjuangannya. Bukan sekedar hasil menang kalahnya. Bagaimana rasa nasionalisme bisa tumbuh, sementara yang sering dipaparkan hanyalah hasil setelah proses dan perjuangan tersebut. Bukankah ini menjadi beban tersendiri? Secara tidak langsung menumbuhkan stigma bahwa segala sesuatu itu yang terpenting hanyalah hasil.

Tidak. Pandangan seperti itu harus jauh-jauh dari pemikiran kita. Bagaimanapun, segala sesuatu harus melalui proses dan butuh perjuangan. Seperti pahlawan olahraga yang tengah berjuang memperoleh medali untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasioal. Agar kita bahkan adik-adik yang masih duduk dibangku sekolah tahu, bahwa pahlawan itu bukan cuma nama yang tertera pada buku sejarah mereka. Bahkan merekapun adalah calon pahlawan bagi negara ini kelak. Mereka yang bermental pejuang, bukan mereka yang menjadi drama king atau drama queen akibat keseringan nonton sinetron bermental 'tempe'.

Paling engga kita berjuang dan berkorban dulu, apabila tidak juga disiarkan, kita masih bisa streaming di ponsel pintar, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar