Sebelumnya saya juga sempat berkomunikasi dengan Anna via Line, kemarin siang, menanyakan keadaan ibundanya yang sedang dirawat karena penyakit yang telah diderita beberapa tahun belakangan. Diabetes berhasil melemahkan ibunda kuat ini. Kabar terakhir, Anna mengatakan kondisi ibundanya melemah, gula darah rendah, dan sedang berada di ruang ICU.
Apakah ada sesuatu dengan ibunda Anna? Saya bertanya kepada Mey saat masih komunikasi via telepon. Ya, ibunda Anna telah berpulang, jawabnya singkat. Seketika saya termenung, antara percaya dan tidak percaya, lalu memutuskan untuk menghubungi Anna.
Saat menghubungi Anna, yang saya dengar hanya suara jeritan, isak tangis dan kata maaf dari seorang anak yang ditinggalkan ibunda terkasih untuk selama-lamanya.
"Dhea.. mama udah ngga ada lagi, maafin mama"
Kata-kata apa yang layak saya katakan? Tak bisa berkata banyak. Saat itu saya cuma bisa berkata "sabar dan yang kuat". Sudah pasti kata-kata itu tak menolong. Mungkin tidak seluluh lantak hati Anna saat ini, tapi cukup membuat hati saya hampa mendengar berita kepergian ibunda Anna yang sudah saya anggap seperti ibunda sendiri. Ya, kedekatan saya dan ibunda Anna sudah terjalin sejak saya Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Percaya atau tidak percaya, mimpi saya tadi malam mungkin sebuah pertanda. Anggaplah hanya sebuah kebetulan -- terserah yang beranggapan. Bagi saya ini karena hubungan baik antara saya dan ibunda Anna, lantaran saya juga dianggap seperti anak sendiri. Sehingga ada semacam 'kontak' yang terjadi pada saya malam tadi.
Saya bermimpi ikut sholat sunah Tarawih yang harusnya hanya ada satu kali takbir, dalam mimpi menjadi empat kali takbir. Tak berniat mengaitkan, saat itu juga saya terbangun tanpa ada perasaan apa-apa sampai akhirnya mendapat kabar kepergian ibunda Anna.
Teruntuk ibundaku, mama tersayang..
Semoga mama selalu diberi kesehatan oleh-Nya. Jujur saya belum siap apabila keadaan yang dialami Anna akan saya alami juga. Mama adalah perpanjangan tangan Tuhan dalam proses kehidupan saya, yang dengan sabar memberikan bimbingan dan kebaikan. Jika lelah pada suatu hal, tolong istirahat sejenak, tak usah memaksakan, ada saya dan anak-anak mama yang lain, yang bisa menggantian kelelahan itu. Saya ingin menjadi salah satu alasan dari berjuta alasan terkait kebahagiaan mama.
Terimakasih mama..
Teruntuk ibunda sahabatku (yang sudah seperti ibunda sendiri)..
Betapa pilu bila mengingat kembali saat itu, saat mama sekedar bertanya "sudah makan?" atau pesan-pesan singkat "jangan buru-buru nikah, nanti seperti dia (menunjuk pasangan yang menikah muda dengan hidup yang bisa dibilang (maaf) prihatin), nikmati dulu masa muda untuk senang-senang.
Raga mama memang sudah tak bersama kami lagi, tapi satu hal yang pasti, disini (hati kami) akan selalu ada mama dan tak akan tergantikan oleh siapapun. Maafkan saya yang tidak bisa melihat mama untuk terakhir kalinya. Istirahat dengan damai disana ya, ma..
Teruntuk ibunda-ibunda lainnya..
Saya sadar, kelak juga akan menjadi ibunda hebat seperti kalian, yang akan menjadi pondasi dalam mendirikan rumah tangga. Tanpa ibunda hebat, tidak akan terlahir anak-anak luar biasa, tidak akan tercipta keluarga harmonis.
Percayalah, menjadi seorang ibunda adalah anugerah luar biasa dari Yang Maha Kuasa. Manusia super yang dapat melakukan banyak hal. Melalui tangan ibunda, dengan segenap kasih sayang tulusnya lah kita semua dapat berproses secara sempurna di dunia ini.. ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar