Rabu, 29 Juni 2016
Planet Asing Itu GTA
Bukan Grand Theft Auto, lho.. Bukan!
GTA nama perusahaan tempat gue kerja. Ngga terasa sudah hampir 7 bulan gue kerja disini, terhitung tanggal 1 Desember 2015. Wah.. Time flies so fast!
GTA merupakan perusahaan IT solution, yang didalamnya ada sekumpulan manusia super aneh dengan beragam sifat dan berjuta kebaikan.
Disini gue akan bercerita tentang manusia di planet GTA, sangat beragam dan penuh kelucuan yang menggelitik. Cara bicara dan tingkah laku yang bervariasi.
Mari kita mulai dari yang paling berkuasa.
Pertama. DJ, singkatan nama bos gue. Doi owner sekaligus direktur. Bos super baik yang tidak mau mendengar kata "tidak bisa".
Saat tim technical mengatakan tidak bisa menyelesaikan suatu pekerjaan;
"Kenapa ngga bisa? Pokoknya, harus bisa!" -- ini udah harga mati.
Saat karyawan melakukan kesalahan;
"Aduuuuuuhhhhhhh" -- satu kata horor ini jangan sampai pernah terucap, karena ini bentuk kemurkaannya.
Kalau di chat, nulis aja jadi aza;
"Dhea, kiriman dari Singapore kalau belum diantar, kita aza yang pick up" -- coba lihat keyboard, antara Z dan J itu jauh banget jaraknya. Ini doi kegaulan apa gue yang kuper.
Gue pikir DJ adalah jelmaan malaikat yang hidupnya jauh dari kata salah. Eits! Ternyata doi manusia biasa yang juga pernah lupa. Gue saksi hidup atas kelupaannya membayar tagihan internet perusahaan. Pagi-pagi saat akan mengakses internet, se-planet GTA berisik karena tidak bisa menggunakan internet. Terang aja berisik, diibaratkan internet itu bahan bakarnya perusahaan, kalau internet mati perusahaan ngga bisa operasional.
Gue bertanya via WhatsApp, karena pada hari itu DJ sedang berada di Singapore.
"Pak, jaringan internet mati. Tagihan bulan ini sudah dibayar belum, ya?"
"Waduuhh... Saya lupa, baik akan segera saya bayar" -- lha.. bisa lupa juga?
Kedua. Big J, direktur bagian penjualan yang badannya bak raksasa tapi hati baik seangkasa. Big J itu bos, tapi tau menempatkan diri. Kadang memposisikan diri sebagai teman. Gue dan Bella (nanti kita bahas siapa dia) sering sharing bareng doi pas jam istirahat. Segala macam pembahasan, mulai dari cerita keluarga, kesehatan, politik, bahkan seks -- jarang-jarang lho bisa bahas seks dengan atasan, hehe.
Kalimat Big J yang gue ingat banget, ketika karyawan salah;
"hmmm (ekspresi wajib) Dhea, kamu kurang teliti, lain kali perhatikan benar-benar" -- gue udah 3x ditegur menggunakan kalimat begini.
Ketiga. Tim Marketing Executive ada dua orang, Pak Fredy dan Bella.
Pak Fredy a.k.a "Pak Botak" sesuai dengan keadaan rambutnya yang malu-malu untuk tumbuh. Terkadang pak Botak suka lupa dengan usianya saat ini, setiap ngobrol ada aja banyolannya yang minta ditertawakan.
Saat gue menawarkan untuk tukar duit THR;
"Pak, mau ikutan tukar duit ngga? Lumayan lho untuk THR bocah-bocah"
"Boleh, itu kira-kira kalau total tukarinnya 2M bisa ngga?" (dengan nada datar muka tanpa dosa)
"Siyaal, songong!"
"Lah emang! Kudu sombong dulu" -- (lah emang) itu kalimat andalan doi.
Bella. Gadis belia nan cantik dan pekerja keras, masih muda tapi dituakan keadaan. Gue ngga paham lagi sebutan apa yang pantas untuk doi. Selain rekan kerja, mungkin paling pantas disebut teman hidup -- satu atap, satu tempat kerja, sepermainan. Kalau di kantor kerjaan doi otak-atik laptop, sampai akhirnya menemukan sesuatu yang harus ditunjukkan ke gue.
"Dhea... Sini deh" -- sekat ruangan memisahkan, dan doi ngga tau kalau kerjaan gue lagi banyak-banyaknya pas doi manggil.
(dengan rela tak rela gue samperin keruangannya)
Keempat. Tim technical ada 3 orang, mas Ferdya, mas Tayeb, ko Amir.
Mas Ferdya. Doi supervisor bagian technical. Paling sering naik ke lantai 2 karena dipanggil DJ. Tiap lewat di depan desk gue ada aja ocehannya yang gue dengar.
"Pusing gue de", "Toilet dulu lah sebelum masuk ruangan DJ, bakal lama nih pasti" -- tiap mau dikeramasin DJ.
Dan yang sering gue dengar saat jam istirahat;
"De, yuk kantin, lu bawa bekal mulu ah"
Mas Tayeb. Sebenernya jarang komunikasi, technical yang satu ini serba bisa, jarang dikantor karena sering dibawa-bawa untuk nyelesaikan project klien. Tiap nyebut nama gue pasti selalu digabung antara mba dan Dhea nya.
"mbadhea, gue minta tolong dibikinin surat keterangan kerja dong"
Ko Amir. Doi bukan cina, lho. Ngga tau pasti kenapa bisa dipanggil "ko", padahal wajahnya jawa banget, lebih pantas dipanggil "aki" menurut gue, karena usianya yang ngga bisa dibilang muda sih, hehe.
Ko Amir itu aneh atau lucu ya? Coba deh banyangin; Sebelum masuk ke ruangan gue, doi wajib nempelin pipinya ke pintu (pintunya full kaca) sambil melihat-lihat situasi (ngga tau situasi apa) setelah itu masuk. Ketika gue minta tolong sesuatu, jawabannya pasti "wani piro" -- edan. Bener sih, kita lagi pada zaman apa-apa duit.
Kelima. Tim programer ada 4 orang, diantaranya mas Arip "gondrong", Taufik, Salman dan Fauzi.
Mas Arip a.k.a mas Gondrong sesuai dengan rambutnya yang panjang layaknya wanita. Doi baru diangkat menjadi supervisor bagian programer. Untuk seorang laki-laki doi terlalu irit bicara, atau memang cool, atau misterius, terserah dia deh. Kalau ngomong juga kadang suka bikin emosi jiwa, suara doi kecil banget.
Taufik. Huufft... Programer satu ini selain suka bikin rusuh bisanya apa ya? Kerjaan doi youtube-an, line-an (di pc), naik turun lantai 3 (untuk pup atau buang air kecil), sesekali di lantai 2 (kalau DJ udah keluar kantor). Kalau ngobrol suaranya ngga bisa santai, pasti menggunakan full volume.
(setengah berteriak)
"Dhea.. bukti potong pph 21 gue mana? Parah banget (kata-kata khas) pajak gue ngga di follow up" -- seribu kali ketemu, seribu kali pula gue dengar kalimat ini.
Salman dan Fauzi. Yang satu pria gemuk yang satunya cungkring. Kenapa gue gabung dua orang ini? Karena mereka karyawan baru, gue minim komunikasi. Belum bisa mendeskripsikan terlalu banyak tentang dua manusia ini. Tapi, sejauh pantauan gue, mereka bersahabat, sih.
Nahh...
Keenam. GTA itu punya orang-orang baik yang sangat mendukung operasional kantor. Mereka adalah Pak Nur (supir DJ), Pak Miftah (Supir Kantor), Heru (Kurir). Selain sering berada diluar kantor (untuk tugas luar kantor), mereka juga turut serta dalam pekerjaan di dalam kantor. Pokoknya mereka semua serba bisa dan serba mau deh.
Tidak berniat membandingkan antara kantor gue dan kantor-kantor lainnya. Disini, walaupun lingkungan kantor, kekeluargaannya masih berasa, toleransi antara atasan dan bawahan atau antar sesama karyawan sangat tinggi. Tidak ada seseorang atau sekelompok orang (yang berkuasa), yang ada hanyalah sebuah tim yang punya satu tujuan yaitu menjadikan perusahaan berkembang secara sempurna, sehingga mendatangkan income yang sempurna pula.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar